Burung-madu Sriganti: di Antara Populasi yang Terancam dan Dunia Kontes Kicau

13 Januari, 2025

Setiap burung memiliki peran penting di alam, contohnya burung-madu sriganti (Cinnyris jugularis). Burung ini merupakan salah satu spesies burung sunbird dari keluarga Nectariniidae. Pejantan mempunyai panjang tubuh sekira 10-11,5 cm dan berat tubuh sekira 6,7-11,9 gram, sedangkan betina biasanya lebih kecil dengan berat tubuh hanya sekitar 6-10 gram.

Hal unik yang mereka miliki adalah paruh lancip dan panjang serta kepakan sayapnya yang dapat mencapai hingga 90 kali per detik. Mereka mampu terbang dengan kecepatan hingga 54 km/jam. Selain itu, mereka juga mampu terbang mundur dan dengan cepat melakukan manuver tajam. Faktanya, burung-madu sriganti merupakan satu di antara sedikit spesies burung yang mampu melakukan pola terbang hovering.

Sesuai dengan namanya, burung ini mengonsumsi nektar sebagai makanan utamanya. Namun, mereka juga memakan serangga kecil dan laba-laba. Mereka dapat ditemukan di berbagai habitat, mulai dari hutan terbuka di dataran rendah hingga pegunungan sampai ketinggian 1.700 mdpl.

Secara global, ada 21 subspesies burung-madu sriganti yang telah diketahui. Setiap subspesies memiliki variasi kecil dalam warna dan morfologi, tergantung dari wilayah geografisnya. Beberapa subspesies terkenal meliputi Cinnyris jugularis andamanicus di Kepulauan Andaman, Cinnyris jugularis woodi di Kepulauan Sulu di Filipina Selatan, serta Cinnyris jugularis ornatus yang tersebar di Semenanjung Malaysia, Sumatra, Jawa, Bali, hingga Sunda Kecil.

Burung ini sering hidup dalam kelompok kecil dan berpindah-pindah tempat, tetapi mereka tetap membuat sarangnya sendiri. Sarang mereka kerap kali terlihat terjuntai di antara daun-daun atau dahan. Butuh ketekunan yang apik untuk menjalin rumput dengan kapas alang-alang hingga membentuk semacam kantung dengan satu lubang akses di satu sisi. 

Saat musim berkembang biak, pejantan aktif mencari betina dengan “tarian.” Caranya dengan menunjukkan pesona bulu dan kicauan nyaring. Ketika sang betina tertarik, pejantan akan mengajaknya untuk mengunjungi tempat spesial, tempat yang akan menjadi lokasi sarang mereka. Tapi, ketika datang waktu untuk membuat sarang, sang betinalah yang paling sibuk. Dia akan membolak-balik membawa dan menyusun material sarang, lalu menjalinnya hingga selesai dan siap digunakan.

Burung-madu sriganti (Foto: Burung Indonesia/Jihad)

Burung madu yang juga kerap disebut sogok ontong (sogon) ini memiliki peran penting dalam ekosistem sebagai penyerbuk tanaman. Saat memakan nektar, bagian kepala burung ini bersentuhan dengan bagian reproduktif bunga, memindahkan serbuk sari dari satu bunga ke bunga lainnya. Melalui perannya dalam penyerbukan, burung-madu sriganti berkontribusi pada keanekaragaman tumbuhan berbunga di habitatnya. Hal ini sangat bermanfaat bagi beragam organisme lain yang mendapat manfaat pada tumbuhan berbunga, baik sebagai makanan ataupun tempat berlindung.

Hal serupa juga disampaikan dalam jurnal yang disusun oleh J Prihatini pada tahun 2023 tentang masyarakat pedesaan di daerah aliran Sungai Cisokan Hulu yang masih memiliki pengetahuan yang cukup mendalam tentang berbagai jenis burung lokal. Salah satu pengetahuan tersebut menyebutkan bahwa semua jenis burung dari famili Nectariniidae, dianggap bermanfaat secara ekologis karena dapat membantu penyerbukan berbagai spesies tumbuhan.

Meskipun burung-madu sriganti diketahui memiliki peran penting dalam penyerbukan tumbuhan, burung ini tidak terlepas dari ancaman yang mengikutinya. Kicaunya yang lantang hingga bulunya yang cantik, menarik perhatian manusia. Kerap kali karena keindahannya, mereka diperjualbelikan secara bebas, baik secara langsung di pasar burung maupun daring.

Tingginya minat pecinta burung, membuat praktik jual beli burung menjadi marak yang pada akhirnya menyebabkan perburuan liar. Hal ini tentu saja menjadi ancaman bagi populasi burung penyerbuk.

Dalam survei yang dilakukan di Pasar Sukahaji Bandung pada 2016 (Chng et al.), ditemukan sejumlah besar burung madu yang telah dijual. Maraknya praktik jual beli burung-madu sriganti merupakan dampak dari naiknya popularitas burung ini di kalangan komunitas pemelihara dan peserta lomba burung kicau. Kecantikan bulu serta suara kicauan atau gacoran yang merdu, membuat burung ini semakin diminati. Bahkan, beberapa penggemar burung kicau menganggap bahwa burung-madu sriganti memiliki kemampuan kicauan yang dapat mengalahkan jenis burung kicau lainnya seperti kenari dan cucak ijo.

Harga jual burung-madu sriganti cukup bervariasi. Untuk anakan, harganya mulai dari Rp20.000 hingga Rp50.000 per ekor. Beberapa tahun terakhir, burung seperti burung-madu sriganti dan burung-madu pengantin atau kolibri ninja (konin) sangat populer di kalangan komunitas pemelihara dan peserta lomba burung kicau. Hampir setiap lomba burung berkicau memasukkan kelas burung ini dalam gelarannya.

Suara tembakan kicauannya keras, lantang dan rapat membuat burung ini diincar sebagai masteran atau pelatih bagi burung kicau lainnya dan bahkan dijadikan burung utama di perlombaan. Jadi, tidak mengherankan kalau burung ini semakin sering dicari untuk dipelihara dan dimasukkan dalam kompetisi burung kicau. Perdagangan ilegal menimbulkan ancaman signifikan terhadap populasi mereka dan peran ekologi penting yang mereka mainkan.

Naskah oleh Ivanna Febrissa